Ia membaca nama Barry Soetoro dalam standbook sekolah. Agama: Islam. Ia berkata pada Pastor Bart, “Dia adalah seorang Muslim. Ayah tirinya yang mendaftarkannya dan ia mengikuti ayahnya.” “Tapi ia mendapat pengaruh kuat ibunya yang seorang Kristen. Ia selalu dibesarkan ibunya yang Kristen,” kata Pastor Bart. “Jadi? Bagaimana dong, Pastor?” tanya Fermina. “Jadi, yang berlaku, adalah apa yang ada dalam hatinya.” “Dan apa itu, menurut Pastor?” tanya Israella tertarik. Pastor Belanda itu mengedikkan bahunya. “Mana ik tahu? Hanya Tuhan yang tahu.” “Tapi menurut Pastor, dia apa? Kudengar di luar, ia juga pakai sarung?” “Ia akan tahu dan memilih keyakinannya suatu hari nanti. Untuk sekarang, ia adalah seorang anak. Di mata Tuhan pun, tubuh dan pengetahuannya masih anak-anak. Jadi, jangan memaksanya. Ia akan mengetahuinya sendiri nanti.” Fermina mendesah. “Begitu?” “Ya, begitu.” Terlahir dari ibu berkulit putih dan memiliki ayah tiri berdarah Jawa, membuat Barry mengerti arti menjadi berbeda. Ketika ia pindah dari Hawaii ke Indonesia, baik di lingkungan rumah atau sekolah, Barry selalu menjadi pusat perhatian. Di SD Asisi, ia menjadi murid yang paling menonjol. Banyak kejadian lucu dan petualangan seru yang terjadi pada Barry dan teman-teman Indonesianya. Namun tak jarang ejekan serta hinaan datang dan membuatnya merasa menjadi orang yang ‘salah tempat.’ Dorongan dan semangat dari ibu, ayah, serta para guru SD Asisi membuat Barry kecil mampu mengatasi semua rintangan itu. Obama dari Asisi adalah novel karya Damien Dematra yang terinspirasi dari kisah-kisah teman, para guru, dan tetangga Barack Obama ketika ia tinggal di Indonesia

3047/F/SMP/14

F/DEM/o

Perpustakaan Gd. F (RAK 1 SMP)

Available