Novel ini berangkat dari kisah nyata ponari dan batu petir, tetapi aktor dalam novel ini yaitu Ponijo. Anak kecil juga lucu yang mendapat batu ajaib pasca hampir kesamber gledek, Darsus dan Rukmini adalah orang tua Ponijo mereka diberi cobaan dengan lemahnya dalam ekonomi, sampai suatu ketika gara-gara miskin hampir menenggelamkanya ke jurang kekufuran.

Sebelum mendapatkan batu ajaib, Ponijo bermimpi bahwa batu itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, tepat pada waktu itu adiknya yang bernama Gandis sedang sakit sehingga sakitnya sembuh entah yang menyembuhkan Ponijo atau dokter Joko yang sebelumnya berusaha menyembuhkan Gandis.

Dullah, Sofyan, sartini dan Siswati, mereka adalah teman-teman Ponijo satu kelas dengan berbagai karakter setia saling mewarnai kehidupan mereka. Suatu ketika Ponijo, Dullah dan Sartini pergi ke gunung salak untuk memastikan kebenaran batu petirnya, dengan rintangan yang bertubi-tubi akhirnya sampailah mereka. Sesampainya disana, point penting yang disampaikan dukun tersebut bukan pada kehebatan batu petir melainkan memberi petuah untuk bersekolah.

Kabar tentang Ponijo yang berhasil menyembuhkan adiknya dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut awalnya hanya puluhan yang ingin berobat, semakin hari pasiennya semakin bertambah. Bukan hanya warga desa yang berobat melainkan mulai menjalar ke kecamatan-kecamatan hingga se-kabupaten Jombang tentang dukun cilik masyhur dibicarakan, tetapi bukan hanya dibicarakan mereka yang merasa sanak familinya ada yang sakit mereka rujuk ke dukun cilik tersebut. Hingga kepala desa turut andil dalam memantau situasi, mendadak desa tersebut ramai dan banyak yang memanfaatkan untuk meraup keuntungan dengan berjualan asongan.

1281/F/SMP/11

F/PRA/s

Perpustakaan Gd. F (RAK 1 SMP)

Available