Lalu, doa pun menjadi sama alaminya seperti obrolan dengan seorang rekan atau kekasih. Namun, kini banyak diantara kita yang menyuarakan komentar seperti ini : "Saya tidak selalu bersikap jujur saat berdoa. Kadang hal itu terasa seperti dipaksakan mirip semacam ritual. Saya sekdar mengulangi kata-kata. Apakah Allah mendengarkannya? Haruskah saya melanjutkannya sekalipun tak yakin bahwa apa yang saya lakukan itu benar?" Banyak orang Kristen selalu menganggap doa sebagai hal yang penting - sekaligus membuat frustasi: Jika Allah mahatahu, buat apa kita perlu berdoa lagi?
Ditulis sebagai sesama peziarah, Philip Yancey mengupas Topik ini - persimpangan misterius tempat Allah dan manusia bertemu dan berhubungan - dengan cara yang tidak biasa, dengan sudut pandang menyegarkan dan unik. Dalam buku ini Yancey mengeksplorasi berbagai permasalahan seperti :
+ Apakah Allah mendengarkan?
+ Mengapa Alah mau memedulikan kita?
+ Mengapa banyak doa yang tak terjawab?
+ Mengapa Allah membiarkan dunia berjalan sebagaimana adanya dan tidak melakukan intervensi?
+ Apakah doa bisa membantu kesembuhan fisik?
+ Mengapa Allah kadang-kadang tampak dekat, kadang-kadang tampak jauh?
+ Apakah Doa mengubah Allah atau saya?
+ Bagaimana cara membuat doa terasa memuaskan?
Yancey Mendukung jawabannya dengan penjelasan yang kuat mengenai pentingnya tempat Allah dalam doa dan mengapa kita harus menghargainya. Buku ini merupakan suatu undangan untuk berinteraksi dengan kita, bahkan memberikan kita kuasa untuk mempengaruhi apa yang sedang terjadi.
5428/SD/12 | 248.3/YAN/d | Perpustakaan Gd. D | Available |
Series Title
-
Call Number
248.3/YAN/d
Publisher
Bpk Gunung Mulia : Jakarta., 2011
Collation
384 hlm.; 23 cm.
Language
Indonesian
ISBN/ISSN
9786022310044
Classification
248.3