
Tabiat itu membentuknya menjadi manusia berjiwa politik. Empati kepada rakyat kecil dan keterampilan beretorika menjadi semangat utama Gie. Ia konsisten untuk berada di luar sistem serta memihak kemanusiaan dan kebebasan. Dalam tulisannya bertanggal 10 Desember 1959, misalnya, Gie geram menyaksikan orang makan kulit mangga saking kelaparan. Sementara, ia menduga, tak sampai dua kilometer dari situ, Presiden Sukarno sedang tertawa dan makan-makan dengan para istrinya.
Gie sangat dikenang berkat tulisan-tulisannya. Aktivis Mapala Universitas Indonesia yang meninggal pada 16 Desember 1969 saat mendaki puncak Semeru ini berprinsip, “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafi kan.”
Kisah tentang Gie adalah jilid perdana seri “Pemuda dan Gerakan Sosial” yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo Oktober 2016. Serial ini mengupas, menyelisik, dan mengisahkan sisi lain kehidupan tokoh-tokoh pemuda yang singkat namun telah mendorong perubahan sosial nyata dan bersejarah.
16427/SD/17 | 923.6/MAN/g | Perpustakaan Gd. D | Available |
Series Title
-
Call Number
923.6/MAN/g
Publisher
Kepustakaan Populer Gramedia : Jakarta., 2016
Collation
110 hlm.; 23 cm.
Language
Indonesian
ISBN/ISSN
9786024242329
Classification
923.6
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
1
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
by Abdul Manan